
Perasaan ini kalut melihat kabar di timeline di sosial media, kabar tragedi Kanjuruhan. Bukan sekadar tragedi sepak bola, tetapi tragedi kemanusiaan yang menyesakkan dada.
Korban tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan bukan sekadar angka-angka, namun dibalik itu ada kehidupan yang terenggut, orang tua yang kehilangan anaknya, istri jadi janda, anak menjadi yatim piatu, keluarga kehilangan anggota keluarganya, dan cita-cita masa depan yang terkubur.

Pasca tragedi yang terjadi di Kanjaruhan berbagai kabar berita lainnya yang mengusut kasus ini sedang ramai bermunculan di timeline kanal Twitter, instagram dan sosial media lainnya. Ada berbagai statement, saling menyalahkan, saling mendakwa, dan menyampaikan pembenaran.
Bagi saya dan kita semua yang tidak berada di lokasi tidak mengetahui mana yang benar, hanya bisa menerka-nerka seperti apa keadaan saat itu dari berbagai postingan sosial media, harapannya kasus ini segera diusut secara proporsional agar menjadi pembelajaran bagi semua pihak yang bersangkutan saat ini dan ke depannya. Mari kita berempati dengan tragedi yang terjadi, dengan tidak membagikan kabar berita yang belum pasti kebenarannya. Supaya masing-masing dari kita tidak langsung tersulut emosi dari kabar yang dibagikan.

Satu hal yang membuat saya kecewa, kenapa polisi menembakkan Gas air mata di Stadion Kanjaruhan? pasalnya FIFA melarang penggunaan gas air mata di stadion, hal itu tercantum dalam FIFA stadium safety and security Regulations. Gas air mata berisi zat kimia yang membuat mata mengalami iritasi dan sekaligus mempengaruhi sistem pernapasan, sehingga gas air mata ini menjadi sumber malapetaka sebab stadion adalah ruang tertutup. Terlebih menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton seperti yang dilansir https://nasional.tempo.co/read/1641569/kompolnas-sebutkapolres-malang-tak-perintahkan-penggunaan-gas-air-mata-di-kanjuruhan yang mengakibatkan penonton berlarian keluar namun ternyata pintu stadion tertutup. Mungkinkah kalau crowd control berlangsung tanpa penembakan gas air mata, ratusan nyawa tidak melayang?

Nyawa yang telah melayang tak dapat ditarik kembali kepada tubuh yang fana, kehidupan yang terenggut pun tak bisa menjadi tanggung jawab bersama semua bangsa. Ini kabar pilu kemanusiaan, jika kalian tersulut emosi atas kejadian ini bawalah amarah itu dalam doa supaya kita diberikan perspektif lebih luas dalam memahami tragedi yang telah terjadi. Kiranya tragedi ini menjadi pelajaran untuk kita semua tak ada dendam amarah yang sebanding dengan melayangnya nyawa manusia.