Rekomendasi Wisata Semarang, Bukit Cinta Rawa Pening

Hening rawa-rawa menemani menjaga empunya bersamadi dan ditemani naga yang berlabuh di bukit Cinta. Begitulah hamba memaknai persinggahan ini.

“Wah sekarang jadi bagus banget ik”, ujar teman-teman lokal penghuni lama Semarang yang pernah berkunjung tempo dulu.

Mengunjungi tempat bersejarah yang ada keterkaitannya dengan alamnya selalu menggairahkan untuk saya. Di kunjungan Bukit Cinta Rawa Pening bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang kali ini saya beruntung diajak mengenal sejarah Semarang. Bukit Cinta ini terletak di Desa Kebondowo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tempat yang sangat strategis karena terletak di jalur menuju ke Kabupaten Salatiga.

Saat itu rabu sore, wisata terlihat sepi pengunjung, kuarahkan pandangan di sekeliling destinasi nampak indah pemandangan danau rawa pening berbaur dengan gunung Merbabu, Telemoyo, dan Ungaran yang terlihat jelas. Seperti biasa saya sempatkan untuk berdiam diri menikmati pemandangannya mensyukuri atas apa yang bisa terlihat oleh mata telanjang ini.

Saatnya mengulik cerita sejarah Bukit Cinta Banyu Biru.

Legenda Bukit Cinta

Saat berkunjung disana, kita bisa melihat relief yang menggambarkan kisah legendanya. Bersama tour guide dari Bukit Cinta, kami menyimak ceritanya. Konon dulu terdapat suami istri yang bernama Ki Hajar dan Nyai Selakanta yang sudah lama menginginkan seorang anak. Lalu, akhirnya mereka di karuniai anak namun wujudnya berbentuk naga dan memiliki kesaktian.

Saat beranjak dewasa sang ayah menyuruhnya untuk melakukan pertapaan hingga wujudnya berubah menjadi manusia pada umumnya, sang anak pun berubah wujud menjadi manusia. Tiba-tiba dikala itu merasakan lapar saat ada acara di desanya sayangnya masyarakat tidak ada yang menawarinya karena baunya yang amis hingga keangkuhan itu membuatnya geram, dan Baru Klinting menantang semua penduduk untuk mencabut sebuah lidi yang ditancapkan di tanah namun tak ada satupun yang mampu mencabutnya.

Lidinya pun dicabut Baru Klinting sendiri, kemudian terdengar suara gemuruh serta air yang sangat deras dari lubang lidi, airnya membentuk sebuah rawa yang kini bernama Rawa Pening yang bisa terlihat dari bukit cinta.

Selain wisata sejarah, kita bisa menikmati pesona Rawa Pening dengan bersantai di tepi, naik perahu, dan naik jet yang ditemani ahlinya.

Telisik Sejarah
Tempo dulu Bukit cinta dimanfaatkan pemerintah kolonial belanda sebagai gardu pemantau pertumbuhan enceng gondog di rawa pening. Mulanya namanya Gardu pening pada 1975, lalu menjadi Gardu Pemandangan Alam Rawa Pening barulah pada 1983 diubah menjadi Bukit Cinta Banyu Biru.

Pesona Bukit Cinta
Hamparan panorama Rawa Pening terlihat cantik, kini menjadi wisata yang lebih modern sehingga tidak ada lagi kesan mistisnya. Banyak spot foto menarik instagramable yang bisa menjadi konten terbaru untuk update di social media seperti gembok cinta. Di gembok cinta ini pengunjung bisa mengukir nama pasangan ke pagar gembok cinta untuk simbol keabadian cintanya.

Selain spot foto ada juga arena lainnya seperti jogging track dan olahraga, bangku di dekat pepohonan yang teduh sehingga saat mengobrol dengan pasangan atau teman terasa nyaman. Jadi kalau kalian lagi pengen quality time bersama pasangan bisa banget kesini. Ada juga perahu yang bisa dinaiki untuk berkeliling di sekitar danau, jasa perahu dikenakan tarif sebesar Rp 100.000. dengan kapasitas 4 orang.

Destinasi ini dilengkapi dengan akses khusus yang akan memudahkan difabel pengguna kursi roda untuk berkeliling melihat panorama yang ada.

Melihat Panorama lewat reels
Rawa pening menjadi highlight panorama, ada juga pemandangan lainnya yang bisa ditonton melalui video reels Instagram, klik saja videonya dan jangan lupa untuk klik gambar love yaa.

Baca Juga :

http://dibalikjendela.com/?fbclid=PAAaa-WRoyE3UzrSJO9xxHXCmSrHxg9qf5p4alTIuHVfOr25gtpsa2J15KYas#