Sebelum memantapkan diri, ada baiknya obrolin dulu hal ini..
Karena menikah bukan lagi ajang “jalanin aja dulu” tidak pernah sebercanda itu. Bukan hanya melulu soal hal-hal manis dan romantis.
Semisal kamu ngebet pengen nikah karena jatuh hati pada pandangan pertama, fix kamu korban ftv hahaha. Tapi yaa gapapa tinggal meluruskan niat semuanya karena Allah.
List pertanyaan yang aku share ini, aku tanyakan saat ketemu yang mengajak menikah (termasuk suami), pencomblangan. Jadi, aku mencatatnya di buku khusus di dalamnya juga berisi kriteria pasangan hidup (lengkap banget hingga gigi gingsul juga aku tulis haha) dan ternyata suami dulunya giginya gingsul 😀
Pertanyaan yang aku tanyain yaa kayak gini..
- Mau bangun rumah tangga seperti apa?
- Ada rencana pengen nikah kapan?
- Kalau nikah mau tinggal dimana?
- Keluarga gimana? adakah kriteria calon menantu?
- Keluarga masih menganut adat jawa? pakai perhitungan weton-weton gitu ngga? (Khusus yang orang jawa). Kalau kalian atau si Pria berasal dari suku lain bisa ditanyakan saja mengenai adat dan budaya yang dianut di keluarganya, masih kental dengan adatnya kah? Karena menikah itu untuk menyatukan dua keluarga juga, dan hal itu terkadang sebagian orang menjadikannya pedoman.
- Apakah bermahzab?
- Suka dengerin kajian ulama gitu ngga?
- Tipe penuntut ngga? rasanya pengen apa-apa sesuai yang kamu pengen tanpa berkompromi..
- Pengen punya anak secepatnya atau ditunda dulu?
- Apakah mau membantu mengurus anak? misal nanti saat masih bayi bantu gantian gendong, menyuapi, memandikan?
- Apakah suka memeriksa ponsel dan socmed?
- Setelah menikah boleh punya me time? misalnya pergi sama teman-teman tanpa suami? pergi menginap sama teman-teman?
- Apakah menanggung biaya hidup keluarga atau sekolah saudara?
- Saat lagi marah, meluapkan kemarahanmu dengan cara bagaimana? apakah sampai mencaci maki dan main fisik?
- Misal ada masalah yang ngga kunjung diselesaikan berdua. Apa yang bakal dilakukan?
- Peranan perempuan dalam keluarga itu yang kayak gimana sih menurutmu?
- Apakah isteri tetap boleh bekerja? dan setelah punya anak bolehkah bekerja?
- Apakah punya tanggungan? berhutang? kreditan?
- Bagaimana menurutmu tentang membantu pekerjaan rumah tangga? apakah itu hanya dikerjakan isteri saja?
- Apakah akan menikah lagi jika istri tidak memiliki anak?
- Bagaimana pendapatmu tentang KDRT?
- Bagaimana menurutmu tentang batasan pertemanan dengan lawan jenis?
Bisa dicatat saja dulu, bagi kalian yang sudah siap menapaki jenjang kehidupan rumah tangga.
Masih ada beberapa pertanyaan namun tidak bisa aku share disini. Dari pertanyaan itu jawabannya bisa jadi pertimbangan. Pertanyaan-pertanyaan ini dulu ada yang aku ambil dari artikel, obrolan dg temen yang udah nikah, dan hal red flag bagiku. Oiya ada sudut pandang pertanyaan yang untuk muslim yaa.
Proses pertimbangannya pun ga sebatas dari jawabannya, aku nanya ke orang-orang yang kebetulan mengenalnya.
Setelah proses itu semua, aku pun terus melibatkanNya. Berserah, terserah apa kata Allah, bagaimana senyamanNya Gusti Allah.
Begitulah sekelumit cerita jejak perjalanan menuju pernikahan. Semoga bermanfaat dan membantu yaaa buat temen-temen yang sedang dalam penantian 😁
Satu hal yang perlu kita sadari, bahwa barangkali dan mungkin apa yang kita temukan tidak akan pernah benar-benar sesuai apa yang kita temukan dan harapkan. Namun bisa disesuaikan.