Tips Menulis Content

Menulis vs Berbicara Depan Umum Pilih Mana?

Ada yang pandai berbicara belum tentu terampil menulis, begitupun sebaliknya. Banyak yang beranggapan bahwa menulis itu sangat mudah karena saat berbicara di depan umum banyak orang yang gugup, demam panggung, dan berkeringat dingin saat berbicara di depan umum sedangkan menulis itu banyak orang beranggapan paling mudah dan bisa dilakukan siapapun.

“What?? Serius mudah??”

OHHH… NO!!

Menulis itu yaa tak semudah yang kita bayangkan, menulis bukan hanya membuat coretan yang tidak memiliki makna. Dalam buku yang berjudul “Menulis merupakan Keterampilan yang Sukar dan Kompleks”, Heaton mengatakan bahwasanya menulis itu sulit dengan menggunakan aturan dalam kebahasaan. Lalu dalam menulis itu juga melalui beberapa tahapan, mulai dari menyiapkan waktu, pikiran, persiapan apa yang harus ditulis yang mana ada beberapa proses yang dilalui ada pengumpulan data sesuai topik yang ditulis, pengembangan topik hingga proses finishing dengan tujuan meminimalisir typo, adanya kalimat yang sulit dipahami, dan keluar dari topik.

Kalau begitu, apa berbicara di depan umum itu lebih mudah dari menulis? Hmmm.. sama sukarnya yaa karena perlu ada persiapan juga salah satunya harus tahu dulu siapa pesertanya supaya apa yang disampaikan bisa diterima oleh audience. Nah, setelah itu membuat poin apa saja yang akan disampaikan.

Berbicara di depan umum sering menjadi momok banyak orang mungkin hal itu dikarenakan sejak mengenyam pendidikan TK hingga SMA kita tidak dibiasakan untuk tampil di depan kelas mengungkapkan opini atau bercerita tentang topik mata pelajaran, sehingga seringkali permasalahan pemula saat berbicara di depan umum itu selalu seputar gugup, demam panggung, dan berkeringat dingin saat berbicara di depan umum. Selain tidak dibiasakan di sekolahan juga pengaruh lingkungan keluarga yang tidak memberi ruang untuk anak-anaknya untuk mengungkapkan opininya dan bercerita apapun yang terjadi di kesehariannya.

Saya menyadari ketika saya masuk kuliah bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah, bahkan saya juga baru tahu ternyata anak-anak alumni pesantren itu memiliki public speaking bagus karena mereka dibiasakan untuk mengungkapkan opini, berdiskusi dan berpidato di depan santri lainnya. So, berbicara di depan umum itu sebenarnya tak semenakutkan apa yang kita pikirkan perlu membiasakan diri.

Berkarya Melalui Tulisan
Sejak SMP saya sudah menyukai bidang sastra, jadi seringkali saya ikut serta membagikan karya berupa cerpen, cerbung dan puisi karyaku di Mading bulanan sekolah. Setelah SMA aktivitas untuk berkarya tak tersalurkan karena tidak ada ruang untuk anak-anak yang suka nulis jadinya saya hanya bisa membaca karya orang lewat novel di perpustakaan. Lanjut kuliah mulai mendalami bidang penulisan, salah satunya penulisan kolom. Jika kalian scroll-scroll blog ini hingga bawah akan menemukan tulisan kolomku.

Baca juga tulisan kolomku :

Bekerja Jadi Content Writer
Bermula dari belajar digital marketing saat kuliah karena waktu itu memiliki small business online shop gitu yang bergerak dibidang jasa bikin cvkreatif dan online shop busana muslimah. Saya mendapatkan sepaket ilmu mengenai copy writing dan content writing. Nah, dari mengelola social media bisnis itulah jadi memiliki pengalaman dibidang tersebut, hingga akhirnya setelah sidang pun saya keterima bekerja menjadi Content Writer. Sembari bekerja di kantor, saya juga menerima project dari luar untuk mengisi waktu saat libur kerja, pokoknya mah dulu workaholic banget, ngga bisa berdiam tanpa ngerjain sesuatu. Dari project luar pun membuat saya belajar berbagai copywriting dan content writing dengan menyesuaikan permintaan perusahaan.

Menjadi Social Media Specialist
Jadi Social Media Specialist pun tak lepas dari copywriting, karena membuat copywriting tentang produk dan mengemas strategy marketing lewat copywriting. Dari Social Media Specialist, skill saya pun bertambah visual design dan apapun yang berkaitan dengan digital marketing.

Narasumber Digital Marketing
Mendapat permintaan untuk mengisi kelas Digital Marketing. Mulanya saya ragu karena sudah lama tidak berbicara di depan umum terakhir saat kuliah, ketakutan ini pun muncul namun saya mulai menyadari kalau ketakutan semacam ini bisa menghambat potensi diri. Lalu saya mencoba ambil kesempatan untuk sharing ilmu yang selama ini saya geluti. Saat awalan sih tidak sengaja sering mengucapkan derau namun seterusnya menjadi santai dan gerakan saya menjadi lebih luwes, bisa komunikatif dengan audience, bahkan saat sesi tanya jawab banyak yang antusias itu membuat saya merasa senang sekali, ehh jadinya ketagihan deh buat sharing ilmu lewat berbicara depan umum.

Mengisi Kelas Digital Marketing.

Mulai Menekuni Blogger
Semenjak menikah saya tidak lagi bekerja di kantor, menjadi freelance social media specialist, copywriter, content writer kadang juga menerima orderan bikin PPT, dan membantu mengelola social media bisnis suami.

Boleh check Social Medianya :

https://instagram.com/labstory.studio?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Sembari mengerjakan job, saya mulai menekuni blog. Mulai rajin lagi menulis di blog setelah bergabung Blogger Gandjel Rel karena lewat komunitas emak-emak blogger ini membuat saya semakin bersemangat untuk menulis di blog, mulai meningkatkan skills dengan mengikuti beberapa kelas, salah satunya optimasi SEO. Istimewanya ada event challenge yang cukup membantu yaitu 1W 1P ( 1 Week 1 Post) sehingga bisa membantu saya untuk konsisten menulis meski belum ikut rutin event ini karena masih suka pilih-pilih tema hehe. Terima kasih Blogger Gandjel Rel telah menemani proses diri ini yang ingin terus berkembang.

Jadi pilih Menulis atau Berbicara di Depan Umum?

Saya pribadi sih tidak bisa memilih salah satunya, kalau bisa mengembangkan potensi keduanya menulis dan berbicara di depan umum.

Oiya, Selamat Ulang Tahun Gandjel Rel, tak terasa yaa sudah berjuang hingga 8 tahun, mari beri reward untukmu dan saatnya berpesta dan syukuran untuk umur panjangmu. Semoga selalu menjadi wadah pengayom yang solid bagi Blogger Semarang yang ingin terus berkembang melewati perkembangan arus zaman.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *