Fenomena “harga teman” yang seringkali didapatkan orang-orang yang memiliki bisnis, miris lagi kalau yang sedang merintis bisnis dimintai gratisan pula. Entah tren ini dari sifat alami manusia ataukah budaya masyarakat Indonesia, karena bukan satu orang saja yang mengalami bahkan hampir semua orang yang saya kenal di Indonesia yang memiliki bisnis dimintai “harga teman” oleh teman, tak terkecuali saya juga mendapati teman yang menyebut “harga teman yaa” saat membayar jasa desain bahkan ada pula yang meminta gratisan yang bukan cuma sekali. Sebenernya tanpa memintanya pun, teman kamu yang memiliki bisnis terkadang memberimu potongan harga tetapi ada pula yang meminta harga potongannya hingga 70%, sebenernya tidak masalah apabila kamu meminta “harga teman” atau gratisan namun kamu juga harusnya memberi apresiasi yang setara dengan cara membantu mempromosikan bisnis teman kamu. Nah, jika itu yang kamu lakukan untuk teman kamu yang memiliki bisnis pasti merasa sangat senang karena kamu ikut membantu bisnisnya.
Mestinya “harga teman” lebih mahal dari harga standarnya, karena sebagai teman kamu tahu betapa susahnya teman kamu mengembangkan bisnis atau jerih payahnya bikin pesananmu.
Seharusnya nih, sebelum kamu meminta “harga teman” dipikirkan dulu atau bayangkan kamu berada di posisinya, kamu juga memiliki bisnis dan saat ada teman kamu yang meminta gratisan atau “harga teman” yang harganya hingga mencekik rasanya, kamu sedang dalam kondisi membutuhkan uang. Gimana sih perasaan kamu saat ada teman yang seperti itu? kecewa, sebel, dan mungkin ingin rasanya tidak berteman saja, karena doi pun bukan teman yang dekat. Tidak perlu jauh-jauh membayangkan sih, karena ada pula pepatah yang menyatakan “perlakukan orang sebagaimana kamu ingin diperlakukan” cukup implementasikan saja pepatah tersebut dalam kehidupanmu.
Setiap orang yang bekerja memiliki profesi masing-masing, ada yang bekerja sesuai keahliannya seperti dokter, teknisi, penerjemah, desainer dan lain-lain. Ada pula profesi pegawai, buruh, petani, pelayan, pemimpin dan sebagainya yang digaji sesuai kemampuannya. Sama halnya dengan pengusaha atau pekerja lepas yang juga menempatkan diri dengan positioning, mereka juga cari nafkah loh buat nyukupin kebutuhannya sekaligus memiliki target yang harus dicapai. Misalnya kamu bilang “kasihan nih anak kosan yang masih minta duit orang tua”, sebelum berkata seperti itu, “apakah kamu tahu teman kamu yang kamu minta “harga teman” apalagi gratisan itu keuangannya seperti apa? apakah kamu tahu jika teman kamu itu berdiri dengan kakinya sendiri di perantauan? saya yakin jawabannya tidak tahu, karena memang jarang orang berpikir secara mendalam. Jadi, menurut saya berhati-hatilah mengucapkan “harga teman” apabila kamu bukan teman dekat dan tidak ingin memberinya apresiasi dalam bentuk apapun.
Sembari bilang “harga teman” kamu sebaiknya juga merekomendasikan dan memperkenalkan teman kamu ke teman-teman kamu yang lain, jadinya bisa memperluas networking dan target pasarnya.
Saya sering sih menawarkan gratisan atau memberi potongan harga tanpa teman saya meminta kalau dia teman yang deket banget dan temen yang sekadar kenalan yang pernah membantu. Saran saja sih lain kali sebelum meminta “harga teman” apalagi gratisan mendingan ingat-ingat dulu perlakuan kamu terhadap dia dan sebelumnya pernah membantunya atau tidak, kalau mentok pengen dapat potongan dari dia sebaiknya kamu menawarkan diri untuk membantunya dengan memberinya feedback yang sekiranya dia merasa senang.